Kaukah Sepi Itu?sungai tak pernah berkata kepada lautaku rindu padamulaut tak pernah berkata kepada sungaiaku tak rindu padamutapi sungai dan laut terus saling memburulaut tak pernah berkata kepada langitaku mencintaimulangit tak pernah berkata kepada lautaku benci padamutapi laut dan langit terus saling memadulangit tak pernah berkata kepada megaaku ingin berbicara denganmumega tak pernah berkata kepada langitaku ingin mendiamkanmutapi langit dan mega terus saling mengadumega tak pernah berkata kepada anginaku ingin belaianmuangin tak pernah berkata kepada megaaku ingin menamparmutapi mega dan angin terus saling bercumbuangin tak pernah berkata kepadakuada berita untukmuaku tak pernah berkata kepada anginmenanyakan beritamutapi angin dan aku sudah saling tahuaku tak pernah berkata kepada sepijangan mengganggukusepi tak pernah berkata kepadakuaku ingin menungguimutapi aku dan sepi terus saling terpakukaukah sepi itu?1414 HSumber Pahlawan dan Tikus 1995Puisi Kaukah Sepi Itu?Karya Mustofa Bisri Gus MusBiodata Mustofa BisriDr. Ahmad Mustofa Bisri sering disapa Gus Mus lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.
Puisi Negeri Teka-Teki Karya Mustofa Bisri Gus Mus Negeri Teka-Teki Jangan tanya, tebak saja Jangan tanya apa jangan tanya siapa jangan tanya mengapa tebak saja. Jangan tanya apa yang terjadi apalagi apa yang ada di balik kejadian karena di sini yang ada memang hanya kotak-kotak teka-teki silang dan daftar pertanyaan-pertanyaan. Jangan tanya mengapa yang di sana dimanjakan yang di sini dihinakan, tebak saja. Jangan tanya siapa membunuh buruh dan wartawan siapa merenggut nyawa yang dimuliakan Tuhan jangan tanya mengapa, tebak saja. Jangan tanya mengapa yang di sini selalu dibenarkan yang di sana selalu disalahkan tebak saja. Jangan tanya siapa membakar hutan dan emosi rakyat siapa melindungi penjahat keparat jangan tanya mengapa, tebak saja. Jangan tanya mengapa setiap kali terjadi kekeliruan pertanggungjawabannya tak karuan tebak saja. Jangan tanya siapa beternak kambing hitam untuk setiap kali dikorbankan tebak saja. Jangan tanya siapa membungkam kebenaran dan menyembunyikan fakta siapa menyuburkan kemunafikan dan dusta jangan tanya mengapa tebak saja. Jangan tanya siapa jangan tanya mengapa jangan tanya apa-apa tebak saja. Rembang, Oktober 1997Sumber Negeri Daging 2002Puisi Negeri Teka-TekiKarya Mustofa Bisri Gus MusBiodata Mustofa BisriDr. Ahmad Mustofa Bisri sering disapa Gus Mus lahir pada anggal 10 Agustus 1944 di Rembang. Ia adalah seorang penyair yang cukup produktif yang sudah menerbitkan banyak menulis puisi, Gus Mus juga menulis cerpen dan esai-esai keagamaan. Budayawan yang satu ini juga merupakan seorang penerjemah yang Mus adalah seorang kiai yang memiliki banyak profesi, termasuk pelukis kaligrafi dan bahkan terlibat dalam dunia politik.AnalisisUnsur Batin Puisi yang Berjudul "Negeriku" Karya Mustofa Bisri Anisa, Nurul (Unknown) Article Info. Publish Date 11 Feb 2022. Abstract Many literary works have been born from the ideas and thoughts of a K.H Mustofa Bisri. One of his literary works in the characteristic poetry of his poetry is known for its sharp and flicked
SAYA RINDU KAMU OH MUHAMMADKU" (Penulis: Kh. Ahmad Mustofa Bisri) Saya merindui awak, wahai Muhammad Sepanjang perjalanan saya nampak muka-muka yang hilang Merenung mata yang tidak berdaya Manakala tangan yang berkuasa Teruskan mengeksploitasi kelemahan Saya juga menangis sepanjang masa Saya sedang mencari tangan kemanisan Dari dada nipis meja
Kita kenal KH. A. Mustofa Bisri sebagai pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin Rembang. Selain sebagai ulama, kiai dan pengasuh pesantren, beliau juga populer di dunia sastra. Sahabat-sahabatnya adalah para penyair dan budayawan. Di antara penyair yang menjadi karib beliau adalah Taufiq Ismail, Joko Pinurbo, Sutardji Calzoum Bachri, Sitor Situmorang, Emha Ainun Nadjib, D. Zawawi Imron, Agus R. Sarjono, Afrizal Malna, Ahmadun Yosi Herfanda, Acep Zamzam Noor, Abdul Hadi Isbedy Stiawan ZS, Timur Sinar Suprabana, Sitok Serngenge, Triyanto Triwikromo, Abdul Wachid dan lain sebagainya. BACA JUGA Karena Manusia Diciptakan untuk Beribadah dan Berbahagia, Review Buku 100% Ibadah Masing-masing penyair tersebut mempunyai karakter dan cara pengucapan yang berbeda-beda. Ada yang karya syairnya gamblang, serius bermain kata-kata, sulit dimengerti, seperti berkelakar tapi penuh makna, memotret suasana, sarat dengan falsafat, menukik ke relung-relung kehidupan, dan lain seterusnya. Gus Mus, demikian beliau biasa disapa, mengaku dalam bersyair terpengaruh dengan syair-syair mereka para sahabatnya. Maka tak heran jika dalam buku kumpulan puisi Aku Manusia ini, puisi-puisi beliau terkesan berwarna-warni seperti permen nano-nano. Ada empat puluh lebih judul puisi dalam buku dengan sampul ilustrasi kepala manusia ini. Sebagaimana yang tertera pada cover buku, Aku Manusia, ternyata puisi ini memang begitu menarik. Mengandung isi bahwa manusia harus pandai bersyukur dan tidak perlu membanding-bandingkan dengan makhluk ciptaan yang lain. BACA JUGA Buku 'Bisnis Jurus Langit', Menyingkap Cara Melancarkan Segala Macam Usaha AKU MANUSIA ketika langit menepuk dada mengatakan aku langit di atas tak terjangkau dengan bangga aku mengatakan aku manusia ketika bumi menepuk dada mengatakan aku bumi kaya dan memukau dengan bangga aku mengatakan aku manusia Kita patut merasa bangga sebagai manusia yang tentu tidak sama dengan bentuk ciptaan Tuhan yang lain seperti langit, bumi, angin, laut, matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Alasan bangga itu disebut oleh Gus Mus pada akhir bait puisi ini, bahwa manusia dimuliakan Tuhan. ketika burung menepuk dada mengatakan aku burung mampu terbang dan berkicau dengan bangga aku mengatakan aku manusia ketika setan menepuk dada mengatakan aku setan mampu membuat orang jaga mengigau dengan bangga aku mengatakan aku manusia Tuhan memuliakanku hlm. 3. Selain bertema kemanusiaan dan penciptaan, dalam buku ini juga terdapat puisi mengenai potret kaum di negeri ini. Di mana manusia mengenakan baju bermacam-macam sesuai dengan kesukaan dan berdasarkan kepentingan. BACA JUGA Kritik Tajam tentang Perilaku Manusia dari Buku 'Catatan Orang Gila' ORANG-ORANG NEGERIKU orang-orang negeriku tak boleh pakai baju orang-orang negeriku bila pakai baju diri mereka tertelan baju pakai baju militer mereka akan menjadi otoriter pakai dasi mereka jadi asing sendiri pakai baju Eropa kepada saudara mereka tak menyapa pakai seragam sekolah mereka akan bertingkah pakai baju cowboy mereka menyanyi country pakai baju superman mereka merasa terbang di awan pakai jubah mereka merasa kekasih Allah pakai baju safari mereka akan korupsi mungkin bila memakai koteka mereka baru merdeka hlm. 34 Begitu gambaran ragam manusia di negeri ini bila dilirik dari pakaiannya. Gus Mus menyarankan agar tidak pakai baju atau pakai koteka saja, tentu dengan maksud menghindari kefanatikan, peleburan misi, anggapan buruk, dan lain sebagainya. Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS . 174 328 396 245 81 365 336 353